sumber :: http://internasional.kompas.com/read/xml/2009/11/05/17510238/dosen.ml.dengan.abg.yang.ditemui.di.situs.gaul
Seorang dosen di Inggris rela bertolak ke Kepulauan Channel yang berbatasan dengan Perancis demi berhubungan seks dengan remaja putri berusia 13 tahun yang ditemuinya di sebuah situs jejaring sosial.
Dr Trevor Jackson (46), yang mengundurkan diri dari Newcastle University bulan lalu setelah kasusnya terbongkar, dalam persidangan kemarin mengaku berkunjung ke Jersey 5 kali dalam kurun 5 bulan untuk menemui remaja putri tersebut di beberapa hotel.
Jackson mengaku bersalah atas 5 perkara pertemuan dengan anak di bawah usia yang diikuti dengan hubungan seks antara September 2005 hingga Februari 2006. Jackson menjelaskan, hubungan badan dengan anak perempuan itu setelah ia genap berusia 14 tahun. Tidak ada keterangan rinci bagaimana skandal ini sampai terbongkar.
Jackson yang pernah bertugas sebagai dosen biomedis senior juga dijerat dengan pasal pornografi anak setelah ditemukan gambar porno dari komputernya yang disita setelah ia diringkus pada Februari 2006. Jackson pertama kali menemui anak perempuan ini pada 22 September 2005 setelah terlibat kontak dengannya dalam sebuah situs jejaring sosial beberapa pekan sebelumnya.
Tony Hawk, pengacara pembela Jackson, menyatakan, walaupun kliennya belum menyampaikan pembelaan, ia akan mengajukan banding sebelum kliennya itu dijebloskan ke penjara. "Ia (Jackson) sadar akan dijebloskan ke penjara. Namun, ia ingin masalah ini diselesaikan sebelum ia dijatuhi vonis tahun depan," kata Hawk.
Hawks menyampaikan rencananya untuk mendapatkan keterangan psikiatri Jackson sebagai laporan pembelaan kliennya sebelum Jackson akhirnya dijatuhi vonis hukuman pada 22 Januari 2010. Hakim Tony Lancaster dari Newcastle Crown Court telah mengabulkan permohonan banding dengan syarat Jackson menyerahkan paspornya dalam tempo 24 jam dan melapor ke kantor polisi setempat sekali dalam sepekan. Jackson juga diwajibkan untuk menetap di rumah yang tercantum sesuai alamatnya atau dilarang melakukan perjalanan jauh.
Kasus ini mengemuka beberapa hari setelah Inggris digemparkan dengan kasus terbunuhnya remaja putri Inggris, Ashleigh Hall (17), yang jenazahnya ditemukan terbaring di sebuah parit di Sedgefield, County Durham. Ashleigh Hall ditemukan tewas setelah menemui seseorang yang dikenalnya dari situs jejaring sosial Facebook. Ibu Ashleigh yang terguncang dengan kenyataan ini, Andrea Hall (39), sejak saat itu menyampaikan seruan agar pemerintah Inggris memperketat pengawasan terhadap situs jejaring sosial agar tidak dimanfaatkan oleh pria hidung belang untuk memburu mangsanya yang masih belia.
Baca selengkapnya...