Kamis, 23 Juli 2009

Misteri Dua Potong Kepala




JAKARTA, KOMPAS.com - Lima hari telah berlalu pascaledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, Jumat (17/7). Namun, aparat kepolisian hingga kini belum juga dapat mengungkap identitas pelaku bom bunuh diri tersebut.






Ruang Forensik RS Polri Dr Sukanto Kramat Jati, tempat penampungan jenazah korban tewas ledakan bom Mega Kuningan, pun hingga kini masih menyimpan empat jenazah, terdiri dari sejumlah potongan tubuh dan dua potong kepala yang terpisah dari tubuhnya. Potongan-potongan tersebut ditemukan aparat kepolisian di dua tempat yang berbeda.Sampai sekarang belum dapat diketahui identitasnya.

Dari empat jenazah itu, besar dugaan dua potong kepala itu adalah pelaku pengeboman yang menewaskan 9 orang dan 53 orang luka. Sementara dua jenazah lainnya diduga merupakan sepasang suami istri Warga Negara Belanda.

Namun, siapakah sebenarnya dua potong kepala yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri itu?

Untuk mengetahui hal tersebut, pihak Mabes Polri, Senin (20/7) kemarin, telah mengambil contoh sampel darah dari anggota keluarga Ibrahim dan Nur Habsyi. Ibrahim dan Nur Habsyi alias Nur Said alias Nur Sahid sendiri diduga sebagai pelaku bom bunuh diri di dua hotel tersebut.

Hal itu dilakukan Mabes Polri untuk mencocokan DNA anggota keluarga Ibrahim dan Nur Habsyi dengan dua potongan kepala tersebut. Namun, Rabu (22/7) dugaan tersebut pudar.

Pasalnya fakta berkata lain. Berdasarkan hasil tes DNA yang telah dilakukan oleh pihak Mabes Polri, DNA anggota keluarga Ibrahim dan Nur Habsyi tidak ah cocok dengan DNA dua potong kepala itu. Artinya, Ibrahim dan Nur Habsyi bukanlah pelaku bom bunuh diri itu. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Kabid Humas Mabes Polri Irjen Pol Nanan Soekarna di Media Center di Bellagio, Kuningan, Jakarta, Rabu (22/7).

Pencocokan DNA anggota keluarga Ibrahim dan Nur Habsyi sendiri dilakukan pihak kepolisian bukan tanpa alasan. Ibrahim adalah salah seorang pegawai Hotel Ritz Carlton yang bertugas sebagai penata bunga yang pascaledakan terjadi tidak diketahui keberadaannya oleh pihak keluarganya.

Sementara Nur Habsyi, namanya santer disebut sebut sebagai penghuni kamar 1808 Hotel JW Marriott, kamar yang diduga sebagai tempat perencanaan dan perakitan bom.

Selain itu sesaat setelah dua bom meledak, Tim Gegana Mabes Polri menemukan sejumlah bom aktif yang belum sempat diledakkan di dalam kamar tersebut.

Misteri terkait identitas dua potongan kepala itu pun terus berlanjut. Aparat kepolisian pun dituntut untuk bekerja lebih keras agar dapat mengungkap siapa pelaku bom bunuh diri tersebut. Sementara masyarakat harus lebih bersabar menunggu hasil kinerja dari aparat kepolisian.



Comments :

0 komentar to “Misteri Dua Potong Kepala”